Pages

Kamis, 28 Mei 2009

Renungan Commex 09

Catatan comex 2009

Communication expo telah usai dengan segala kurang dan lebihnya. Banyak hal sebenarnya yang dapat kita ambil pelajaran ketika communication expo berjalan, baik sebelum maupun sesudahnya. Communication expo pada periode ini merupakan acara tahunan komunikasi yang bisa dibilang paling kacau konsepnya. Baik dari segi acara maupun segi kualitas. Communication Expo bisa dibilang perwujutan dari sikap (ngatok) atau menjilat dari seorang mahasiswa yang terlalu vokal dan ingin dipuji. Tanpa melihat kapasitasnya yang sebenarnya nol besar.
Hampir bisa dipastikan semua directur di acara itu merasa muak dengan tingkah lakunya. hampir semua anak komunikasi menyadari bahwa kehadiran dia disana hanya sesuatu yang berbau busuk. Hanya dia yang bermulut besar dan pengobral omong kosong. Aku merasa geli melihat sikapnya. Sikap dari seorang yang bermuka dua.
Pernah pada suatu malam Citra (pak RT) si ketum himakom memojokkan dia ketika comex menjelang satu minggu. Aku merasa geli melihat dirinya. Wajahnya merah karena malu. Dia benar-benar tak dapat lagi berbicara dan menyampaikan argumennya. Aku bisa paham mengapa RT begitu marah dengannya. Dari tiga divisi yang ada di comex : film, pameran dan musik, hanya tim musik yang tak mendapatkan dana dan tak punya itikat baik untuk berusaha menutupi kekurangan dana dengan ke seponsor atau mencari alternatif lain dengan meminta sumbangan. Dia merasa tenang karena semua dana yang kurang ditanggung oleh seluruh panitia comex dengan sumbangan.
Jelas saja direktur film dan pameran tak bisa menerima hal ini, juga panitia yang lain. Hal ini dikarenakan karena meraka merasa telah berusaha dengan susah payah tapi tim musik hanya ongkang-ongkang dan tak bekerja. Tapi menjelang pameran dia tak mendapatkan dana lantas mengatas namakan tim comex. Pernah suatu ketika aku melihat muka citra merah padam ketika rapat persiapan comex di kosan Frida. Dirut tim musik menyatakan kalau dia merasa dipojokkan teman-temannya dan merasa kegagalan comex adalah hanya karena tim musik. Dirut dari tim musik menyatakan bahwa dirinya siap mundur dari pameran bila teman-temannya masih seperti itu.
Kemudian tanggapan yang diberikan RT atas pernyataan dirut tim musik adalah datar saja. Aku terus terang kecewa dengan jawabannya yang meyatakan kalau tim musik adalah bagian dari comex, sehingga apapun kekurangan dari tim musik – menyangkut dana dan segala macamnya adalah tanggung jawab bersama. Dari situ aku dapat melihat bilamana dirut tim musik merasa mendapat angin segar atas apa yang terjadi.
Kalau sebenarnya kesalahan dari comex tahun ini adalah bagaimana pengaturan konsep yang terlalu muluk-muluk dari orang yang tak tahu malu. Selain itu kekacauannya juga berawal dari konsep yang diajukan oleh tim musik yang mengadakan acara comex di CITO Surabaya, kemudian pindah lagi karena dirasa tidak mampu. Kemudian dari tim musik ngotot untuk mengundang bintangtamu J-Rock.
Kemudian ketika tim musik mengalami kebuntuan dan terhambat masalah dana, barulah saling adu domba diantara tim musik mulai berjalan. Ketika pada suatu ketika di warung Mak Sum dirut tim musik di sidang oleh teman-teman SMT 4 – dirut tim musik berkilah bahwa J-Rock bukan merupakan konsep dari dia – melainkan dari anak buahnya dalam hal hal ini yang menjadi sasaran adalah Ade Yudha.
Kemudian yang paling menggelikan dari kelakuan dirut musik adalah ketika si RT memojokkan dia. Lantas dia bagai tikus got yang juga menjilat si RT dan menyajikan argumen seolah-olah meminta dikasihanin dan hendak mengatakan ini bukan kesalahan dia. Tapi yang paling menjijikkan adalah ketika si RT tidak ada, ia menjelek-jelekkan si RT dan ketupelnya (Gani) tidak becus.
Dan semoga saja dosen dari mata kuliah ini benar-benar tahu siapa yang patut diberikan phunishment. Itu juga kalau Pak J tak termakan hasutannya.
Yang paling diharapkan dari catatan ini adalah semeoga ha ini tak terulang di comex yang selanjutnya.

Max-Nomdeplume
 
Powered by Blogger